Sate Jamur

SETELAH berenang, saya, Danu, Nanda, Dody dan Jemmy tidak langsung pulang ke rumah. Kami singgah di warung bakso atau mie ayam, makan disana. Setelah itu, kami lanjut memanjakan perut lagi dengan makan jamur crispy atau sate jamur. Berenang memang menguras banyak tenaga, wajar saja jika setelah itu kami makan dengan lahap. Kami sering melakukan hal tersebut saat kami pulang ketika beberapa bulan lalu, sewaktu saya masih bujangan.

Dua bulan pernikahan kami, saya mengajak Iin untuk jalan- jalan sore dengan mengendarai motor, menikmati sate jamur dan jamur crispy di kota kelahirannya. Rasa sate jamur nikmat sekali, jamur yang sudah dipanggang dibaluri dengan bumbu sate. Aromanya yang khas akan menggoda siapa saja yang lewat di depannya. Begitu juga dengan jamur crispy, jamur ini digoreng dengan tepung bumbu. Gurih dan enak.

Lain hari saya dan Iin jalan- jalan sore lagi untuk menikmati sate jamur. Kami singgah di salah satu kedai yang biasa kami beli. Rupanya sang penjual bilang mereka kehabisan stok karena musim kemarau ini sulit mencari jamur tersebut. Saya melihat raut kekecewaan di wajah istri saya, akhirnya kami putuskan untuk mencari di tempat lain.

Kami berkeliling di kota kelahiran Iin, mencari sate jamur dan tak ada satupun orang yang menjualnya. Saya berusaha keras mencari, bahkan saya bilang pada Iin andaikata tidak ada satu pun yang menjual sate jamur di kotanya, saya akan pergi mencarinya di kota Lahat (kota kelahiran saya). Saya akan mencarinya jika ia mengijinkan. Namun ia menggelengkan kepala.

Keesokan harinya, Iin bilang pada saya agar saya pergi mencari sate jamur lagi, barangkali ada kedai yang menjualnya. Dengan naik motor saya melakukan hal yang sama seperti kemarin. Namun saya tetap tak bisa menemukan satu pun kedai yang menjual sate jamur. Saya hanya bisa menghela nafas sambil berpikir keras.

Saya dapat ide untuk membeli jamur mentah dari sebuah rumah yang membudidayakannya. Dibantu oleh saudara sepupu, di rumahnya saya menyiapkan jamur mentah, mencucinya lalu memanggangnya. Waktu itu hujan turun, saya bingung antara menunggu hujan reda atau langsung ke rumah sambil mandi hujan. Pilihan kedua saya ambil, sambil menenteng sate jamur yang belum dibumbui saya membeli bumbu sate dari Penjual Sate.

Tiba di rumah, istri saya sudah menunggu. Ia bertanya, apakah sate jamurnya ada? Saya jawab ada. Ia seperti tak percaya dan bertanya sekali lagi namun setelah bungkusan itu saya berikan. Ia tersenyum bahagia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: