Mendesain Sendiri Sampul Buku

JIKA ada yang berkata “Jangan menilai sebuah buku dari sampul” maka saya adalah orang yang sangat peduli dengan sampul buku. Setiap kali berkunjung ke toko buku, hal yang pertama yang lihat adalah sampul buku, kemudian judul dan penulis buku tersebut. Sampul buku adalah hal cerminan isi buku. Sampul yang unik nan menarik akan membuat orang- orang melirik dan membuat orang ingin tahu tentang buku itu.

Meski tak semua buku dengan sampul yang unik dan menarik memiliki isi yang baik untuk dibaca. Namun secara umum, orang- orang akan menilai sebuah buku dari bungkusnya lalu isi.

Dua buku yang saya tulis yakni : Sang Koki Listrik (2012) dan Wasiat Segelas Pasir (2014) adalah contoh buku yang sampulnya kurang lebih menjelaskan apa isi buku tersebut. Pada sampul buku Sang Koki Listrik tersebut terdapat sebuah siluet Pembangkit Listrik dan sinar matahari sore, serta peta dunia dan bayang seorang Pegawai yang mengenakan helm dengan sebuah judul diatasnya “Sang Koki Listrik”. Begitu juga dengan Wasiat Segelas Pasir, cukup terlihat simpel dengan sebuah gelas kaca berisi pasir yang bersanding dengan matahari senja di belakangnya. Mendesain sampul buku adalah hal yang bisa dikatakan susah- susah gampang. Di satu sisi sampul buku haruslah mencerminkan isi, di lain hal juga harus terlihat simpel dan enak dipandang.

Untuk itulah, dalam proses pembuatan sampul biasanya Penulis sendiri yang membuat ide tentang sampul bukunya. Imajinasi sangat berperan penting dalam hal ini. Sebab Penulislah yang tahu betul mengenai isi buku tersebut sehingga Penulis harus membuat cerminan isi melalui sebuah sampul.

Sampul buku tidaklah harus dibuat dengan penuh warna- warni yang terkesan norak. Ataupun penuh tulisan yang merusak pandangan mata. Sampul buku yang baik setidaknya memiliki tiga kriteria:

1. Mencerminkan Isi

Jika sebuah novel bercerita tentang peperangan pada abad 14, maka tidaklah cocok jika sampulnya bergambar bunga mawar ataupun pemandangan gunung. Demikian juga jika sebuah buku bercerita tentang gadis kecil, akan terlihat aneh jika sampulnya bergambar seekor kuda. Sampul buku yang baik adalah pencerminan isi dalam buku. Jika buku tersebut bercerita tentang kota London dan kehidupan malamnya, maka kita bisa menambahkan gambar menara Big Ben atau kota saat malam yang penuh dengan lampu.

2. Simpel

Sampul yang baik terkesan dari kata norak. Saya sangat risih setiap kali melihat sampul buku yang ‘terlalu’ banyak warna, ataupun penuh dengan tulisan yang membuat mata tidak nyaman. Ataupun gambar yang terkesan memaksa, sehingga memenuhi halaman sampul.

Dalam mendesain sampul buku, kita harus mencari desain seminimalis mungkin dan simpel. Simpel disini bukan berarti tidak menarik, namun justru dengan simpel inilah sampul buku memiliki ‘nilai lebih’ dan enak dipandang.

3. Unik

Sampul yang unik (berbeda dari yang lain tentu saja terkesan dari kata norak) dapat membangun rasa penasaran Pembaca untuk membacanya. Saya ambil beberapa contoh: Novel 5 cm (2005) karya Donny Dihirgantoro, sampulnya unik sekali hanya ada terdapat tulisan ‘5 cm’ yang ditulis dengan jenis huruf mesin tik (Splendid 66) dengan warna sampul hitam seluruhnya. Ada juga Novel yang berjudul ‘Metamorphosis‘ karangan Franz Kafka yang tulisan Metamorphosis dibuat mirip seperti binatang melata seperti dalam ceritanya yang terkesan horor dan penuh teror. Dan masih ada banyak contoh sampul- sampul buku unik lainnya yang bisa dijadikan contoh.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: