Aku (Tak) Ingin Mencintaimu

Aku tak ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Atau seperti angin yang mengisyaratkan awan untuk menurunkan hujan. Aku juga tak ingin mencintaimu seperti kuku, yang kecil namun selalu tumbuh.

Jangan pernah berharap bahwa aku akan rindu pada pelangi sehabis hujan dipenghujung tahun ataupun senja yang merona di ufuk barat.Cintaku tak sama dengan mereka. Aku hanya ingin mencintaimu dengan cara berbeda. Seperti aliran listrik yang tak kau ketahui bentuk dan rupanya, namun bisa kau sadari  setiap denyut kehadirannya.

Ya, seperti itulah aku ingin mencintaimu seperti lampu pijar yang memelukmu dengan sinar konstan. Yang menerangi ruang hatimu ketika malam menjelang, yang kau matikan ketika terang datang.

Langit dan Biru

Jauh sebelumku mengenalmu

Langit sudah membentangkan biru

Meski angin sesekali menderu

Dan awan yang bergerak malu-malu

Langit tetaplah biru

Aku langit, kau lautan biru

Kaulah seorang yang mewarnai hariku

Langit kita terbentang luas

Menyelimuti duniaku dan duniamu

Kita, mereka, kau dan aku

Semua berada dibawah langit yang satu, langit biru

Sejauh apapun langkah berpacu

Langit akan menaungi kita selalu

Dengan lautan biru dimataku, langit diatas kepalaku

Dan angin yang berhembus dibelakangku

Kisah kita akan tetap terukir dibawah langit biru

Hutan Menyimpan Cerita

Dalam diamnya, dibalik rimbun daunnya, hutan menyimpan cerita.  Pohon-pohon yang tumbuh tak bisa bicara, namun kata terbentuk begitu saja lewat semilir angin yang berhembus di dahannya. Hutan mengajari kita untuk menjadi gagah, berdiri diatas akar yang kokoh, menopang kehidupan sesama. Dan menjadi naungan yang teduh bagi para manusia.

Ia juga mengajari kita untuk bertahan dalam segala kondisi, dibawah sengatan matahari, dibawah derasnya hujan, bahkan ketika Continue reading →

Bukan Masa Lalu

Sesekali tengoklah ke belakang. Lihatlah betapa panjang jalan yang sudah kau tempuh hingga saat ini. Tidakkah kau lihat wajah-wajah yang membayang di masa lalu? Disana, ada wajah ibu, ayah, saudara, sahabat dan keluarga.

Bila kau merasa lelah saat melangkah maka ingatlah wajah mereka. Senyum tulus seorang ibu yang mendoakanmu setiap waktu, tepukan pundak dari seorang ayah yang meneguhkan jiwamu. Tawa seorang sahabat yang bisa menghapuskan kesedihan sekejap mata. Dan keluarga yang selalu mendukungmu.

Masa lalu tidak selalu buruk. Kadang ia mampu membuatmu sadar bahwa hidup harus terus melangkah. Tak peduli walau kau harus merangkak meninggalkan lorong waktu. Menangislah sepuasnya, lalu segeralah hapus airmata, tinggalkan duka. Bergegaslah untuk melangkah. Dengan begitu, masa depan sudah dekat jaraknya.

Kau Turbin Penggerak Hatiku

Pengukus raksasa sudah berdiri kokoh

Asap yang keluar dari Chimney terus mengepul

Kupandang kepulan uap dan air pada Cooling Tower

Berpadu menjadi awan di langit malam

 

Satu tahun lalu kau bangunan yang belum jadi

Diam tak bergeming sedikit pun

Kini sejak pipamu dialiri steam

Yang menggerakkan turbin hatiku

Lalu memproduksi bermega-mega watt cinta

Kau terangi duniaku

Memang cintaku padamu tak punya rupa

Namun bisa kau pandang

Lewat cahaya yang berkilau pada lampu

Cintaku bisa kau rasa

Lewat deruan angin yang memutar baling

Cintaku bisa kau dengar

Lewat alunan suara yang memantul ditelingamu

Cintaku tak pernah kosong

Seperti bunker yang selalu diisi tiap detiknya

Bahkan dalam malam cintaku selalu hadir

Terangi kamarmu yang gelap

Sayang, cintaku sederhana

Sesederhana lampu yang berpijar

Yang kau matikan saat terang tiba.

 

Muara Enim, 10 Januari 2012

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: