Berbinar-binar di ruang mata
Berderet rapi di sepanjang beranda mimpi
Memancarkan sinar sepanjang malam
Gelap adalah sebuah catatan
Tentang lampu-lampu jalan
Yang tabah berdiri di bawah langit hitam
Tegak, bersinar konstanContinue reading →
Berbinar-binar di ruang mata
Berderet rapi di sepanjang beranda mimpi
Memancarkan sinar sepanjang malam
Gelap adalah sebuah catatan
Tentang lampu-lampu jalan
Yang tabah berdiri di bawah langit hitam
Tegak, bersinar konstanContinue reading →
Aku tak ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Atau seperti angin yang mengisyaratkan awan untuk menurunkan hujan. Aku juga tak ingin mencintaimu seperti kuku, yang kecil namun selalu tumbuh.
Jangan pernah berharap bahwa aku akan rindu pada pelangi sehabis hujan dipenghujung tahun ataupun senja yang merona di ufuk barat.Cintaku tak sama dengan mereka. Aku hanya ingin mencintaimu dengan cara berbeda. Seperti aliran listrik yang tak kau ketahui bentuk dan rupanya, namun bisa kau sadari setiap denyut kehadirannya.
Ya, seperti itulah aku ingin mencintaimu seperti lampu pijar yang memelukmu dengan sinar konstan. Yang menerangi ruang hatimu ketika malam menjelang, yang kau matikan ketika terang datang.
Jauh sebelumku mengenalmu
Langit sudah membentangkan biru
Meski angin sesekali menderu
Dan awan yang bergerak malu-malu
Langit tetaplah biru
Aku langit, kau lautan biru
Kaulah seorang yang mewarnai hariku
Langit kita terbentang luas
Menyelimuti duniaku dan duniamu
Kita, mereka, kau dan aku
Semua berada dibawah langit yang satu, langit biru
Sejauh apapun langkah berpacu
Langit akan menaungi kita selalu
Dengan lautan biru dimataku, langit diatas kepalaku
Dan angin yang berhembus dibelakangku
Kisah kita akan tetap terukir dibawah langit biru
Dalam diamnya, dibalik rimbun daunnya, hutan menyimpan cerita. Pohon-pohon yang tumbuh tak bisa bicara, namun kata terbentuk begitu saja lewat semilir angin yang berhembus di dahannya. Hutan mengajari kita untuk menjadi gagah, berdiri diatas akar yang kokoh, menopang kehidupan sesama. Dan menjadi naungan yang teduh bagi para manusia.
Ia juga mengajari kita untuk bertahan dalam segala kondisi, dibawah sengatan matahari, dibawah derasnya hujan, bahkan ketika Continue reading →
Sesekali tengoklah ke belakang. Lihatlah betapa panjang jalan yang sudah kau tempuh hingga saat ini. Tidakkah kau lihat wajah-wajah yang membayang di masa lalu? Disana, ada wajah ibu, ayah, saudara, sahabat dan keluarga.
Bila kau merasa lelah saat melangkah maka ingatlah wajah mereka. Senyum tulus seorang ibu yang mendoakanmu setiap waktu, tepukan pundak dari seorang ayah yang meneguhkan jiwamu. Tawa seorang sahabat yang bisa menghapuskan kesedihan sekejap mata. Dan keluarga yang selalu mendukungmu.
Masa lalu tidak selalu buruk. Kadang ia mampu membuatmu sadar bahwa hidup harus terus melangkah. Tak peduli walau kau harus merangkak meninggalkan lorong waktu. Menangislah sepuasnya, lalu segeralah hapus airmata, tinggalkan duka. Bergegaslah untuk melangkah. Dengan begitu, masa depan sudah dekat jaraknya.
Pengukus raksasa sudah berdiri kokoh
Asap yang keluar dari Chimney terus mengepul
Kupandang kepulan uap dan air pada Cooling Tower
Berpadu menjadi awan di langit malam
Satu tahun lalu kau bangunan yang belum jadi
Diam tak bergeming sedikit pun
Kini sejak pipamu dialiri steam
Yang menggerakkan turbin hatiku
Lalu memproduksi bermega-mega watt cinta
Kau terangi duniaku
Memang cintaku padamu tak punya rupa
Namun bisa kau pandang
Lewat cahaya yang berkilau pada lampu
Cintaku bisa kau rasa
Lewat deruan angin yang memutar baling
Cintaku bisa kau dengar
Lewat alunan suara yang memantul ditelingamu
Cintaku tak pernah kosong
Seperti bunker yang selalu diisi tiap detiknya
Bahkan dalam malam cintaku selalu hadir
Terangi kamarmu yang gelap
Sayang, cintaku sederhana
Sesederhana lampu yang berpijar
Yang kau matikan saat terang tiba.
Duduk di beranda senja
Bercengkrama dengan warna
Ada biru tua, jingga, juga merah
Diujung sana, kedua mata saling menatap asaContinue reading →