Kau Turbin Penggerak Hatiku

Pengukus raksasa sudah berdiri kokoh

Asap yang keluar dari Chimney terus mengepul

Kupandang kepulan uap dan air pada Cooling Tower

Berpadu menjadi awan di langit malam

 

Satu tahun lalu kau bangunan yang belum jadi

Diam tak bergeming sedikit pun

Kini sejak pipamu dialiri steam

Yang menggerakkan turbin hatiku

Lalu memproduksi bermega-mega watt cinta

Kau terangi duniaku

Memang cintaku padamu tak punya rupa

Namun bisa kau pandang

Lewat cahaya yang berkilau pada lampu

Cintaku bisa kau rasa

Lewat deruan angin yang memutar baling

Cintaku bisa kau dengar

Lewat alunan suara yang memantul ditelingamu

Cintaku tak pernah kosong

Seperti bunker yang selalu diisi tiap detiknya

Bahkan dalam malam cintaku selalu hadir

Terangi kamarmu yang gelap

Sayang, cintaku sederhana

Sesederhana lampu yang berpijar

Yang kau matikan saat terang tiba.

 

Muara Enim, 10 Januari 2012

Perempuan Hujan

Bila awan menangis, maka jatuhlah pula airmatanya

Tangannya menengadah pada langit

Seraya berdoa dalam desah nafas yang tersisa

Tetes-tetes air membasahi wajah

Matanya terpejam mengingat sebuah wajah

Wajah rupawan yang menjadi bunga dalam tidurnya

 

Perempuan hujan tak suka payung

Ia membiarkan hujan mencumbui tubuhnyaContinue reading →

Hujan Semalam

Aku terperangkap dalam ruang gelap nan kosong

Memandang luas pada tetes hujan yang jatuh dari sela-sela daun jendela

Kilatan cahaya membelah langit

Membentuk garis lurus diantara dimensi waktu yang sempit

Gemuruh air menikam hati

Membasahi kenangan lama yang matiContinue reading →

Follow

Get every new post on this blog delivered to your Inbox.

Join other followers: